Kamis, 18 April 2013

Mengapa dilarang menyalakan handphone didalam pesawat udara

MENGAPA DILARANG MENYALAKAN HANDPHONE DIDALAM PESAWAT UDARA


Resiko terjadinya accident dan incident bukan saja dari kelalaian teknik, penerbang ataupun weather, dari penumpang yang tidak mau menaati peraturan juga bisa menjadi faktor dari terjadinya accident dan incident.

Banyak penumpang yang kadang melanggar peraturan walaupun sebenarnya itu hanyalah hal yang sepele seperti "dilarang menyalakan handphone". Bab inilah yang akan dibahas dalam artikel ini.

Sejak penumpang menginjakan kaki kedalam dan melangkah keluar dari pesawat udara, Handphone yang digunakan harus dalam posisi "OFF". Mengapa hal ini dilakukan? Jelasnya, pesawat udara sekarang menggunakan peralatan komputer dan peralatan elektronik yang menggunakan dan sangat tergantung dengan  gelombang radio atau gelombang elektromagnetik untuk menjalankan berbagai tugas dan fungsi, berkomunikasi dengan menara kontrol, untuk navigasi pesawat (peralatan untuk membantu pilot menunjukan dan mengarahkan pesawat dari satu tempat ketempat yang lain), dan pengaturan udara didalam kabin.
Jika Handphone penumpang masih dalam keadaan hidup "ON" walaupun didalam posisi tidak menerima SMS atau bertelepon, signal elektromagnetik Handphone tetap akan memancarkannya.


Sebelum pesawat bergerak ke landasan untuk take off dan waktu pesawat berjalan menuju apron setelah mendarat, pilot tetap berkomunikasi dengan menara kontrol. Alasan yang lain yang perlu dikemukakan adalah dalam kabin yang tertutup dengan padat dan simpang siurnya gelombang elektromagetik yang digunakan oleh komputer dan peralatan pesawat, sekian banyak HP penumpang yang dihidupkan dan dipakai untuk mengirim dan menerima SMS serta untuk bertelepon mengkibatkan semakin banyak gelombang elektromagnetik dapat terjebak dalam tubuh pesawat yang tertutup. Karena, gelombang elektromagnetik dapat terjebak dalam ruang tertutup yang penuh dengan logam, baik logam dalam pesawat dan logam yang ada dalam koper dan tas penumpang dan kargo. Gelombang yang terjebak ini mudah menyebabkan HP atau pesawat meledak. Karena itu, para peneliti gelombang HP melarang penggunaan HP karena dapat mengakibatkan HP atau pesawat meledak walaupun pesawat dalam posisi berhenti dan berjalan menuju ke landasan pacu atau dari landasan ke apron.


Alat elektronik menjadi kemungkinan besar penyebab Pesawat Qantas Airlines yang mengalami kecelakaan beberapa waktu lalu. Alat elektronik tersebut menyebabkan pilot kehilangan kontrol pesawat.


Hasil inverstigasi yang dilakukan oleh Komisi Penyidik Transportasi Australia (ATSB) mengungkapkan bahwa pilot dengan nomor penerbangan QF72 mengambil keputusan mendarat darurat setelah pilot kehilangan kontrol di ketinggian 37000 kaki. Dilaporkan akibat peristiwa itu 12 orang cedera serius dan 30 lainnya mendapat perawatan insentif dari pihak medis.


Pesawat jenis Airbus A330 ini melakukan pendaratan dengan selamat di lapangan terbang di Kota Exmouth di daerah Australia Barat. Pendaratan ini terpaksa dilakukan setelah pilot sulit melakukan kontak panggilan


“Dari data yang dihimpun diindikasikan setelah pesawat terbang naik pada posisi kira-kira 200 kaki dari level normal 37.000 kaki, pesawat tiba-tiba menukik dan turun 650 kaki selama 60 detik, sebelum kembali ke level normal,” beber ATSB.


Pihak investigasi mengatakan mereka telah melakukan pengecekan terhadap komponen pesawat. Dan pihaknya mendapati adanya salah satu alat elektronik yang membuat alat komunikasi pilot terganganggu.

Mereka pun meminta keterangan pada setiap penumpang, dengan pertanyaan yang sama yaitu “Kapan anda menggunakan komputer anda”. Bisa jadi di saat kejadian berlangsung ada salah satu penumpang pesawat yang sedang menggunakan komputernya.

Komputer dan Handphone memang sangat berbahaya bila dinyalakan di atas pesawat, bahkan sudah ada larangan penggunaan alat elektronik ketika pesawat tersebut sedang berada di ketinggian 3000 kaki.



“Kita semua tahu bahwa sistem operasi elektronik semacam sistem navigasi udara sangat riskan jika terganggu dengan sinyal elektromagnetik,” Ucap Chris Zombolas, Direktur Teknikal Teknologi EMC.

Menurut laporan Reuters, Jumat (10/10/2008), Chris Zombolas menyatakan bahwa laptop dan telepon genggam menjadi pemicu utama kecelakan Qantas tersebut.

Again!

Entah butuh korban berapa banyak lagi, agar kita mematuhi bahwa dilarang menghidupkan / mengaktifkan handphone saat didalam pesawat. Karena sudah banyak sekali bukti kecelakan pesawat terbang yang disebabkan oleh kelalaian penumpangnya, yaitu mengaktifkan handphone ketika berada didalam pesawat.

Peraturan ini dibuat tentunya bukan karena alasan yang tidak kuat sebab menurut ASRS (Aviation Safety Reporting System) penggunaan Handphone, Portable Game dan sejenisnya dapat menyebabkan pesawat terbang mengalami gangguan seperti: Indikator HSI (Horizontal Situation Indicator) terganggu, Gangguan penyebab VOR (VHF Omnidirectional Receiver) tidak terdengar, Gangguan sistem navigasi, Gangguan frekuensi komunikasi, Gangguan indikator bahan bakar, Gangguan sistem kemudi otomatis, Gangguan arah kompas computer, Gangguan indikator CDI (Course Deviation Indicator). Sebagian besar hasil penyelidikan ini didapatkan oleh ASRS (Aviation Safety Reporting System) setelah banyaknya pesawat jatuh tanpa sebab yang jelas contohnya:

Pesawat Crossair dengan nomor penerbangan LX498 baru saja take-off dari bandara Zurich, Swiss. Sebentar kemudian pesawat menukik jatuh. Sepuluh penumpangnya tewas. Penyelidik menemukan bukti adanya gangguan sinyal ponsel terhadap sistem kemudi pesawat.

Sebuah pesawat Slovenia Air dalam penerbangan menuju Sarajevo melakukan pendaratan darurat karena sistem alarm di kokpit penerbang terus meraung-raung. Setelah diselidiki ternyata, sebuah ponsel di dalam kopor dibagasi lupa dimatikan, dan menyebabkan gangguan terhadap sistem navigasi.

Boeing 747 Qantas tiba-tiba miring ke satu sisi dan mendaki lagi setinggi 700 kaki justru ketika sedang final approach untuk landing di bandara Heathrow, London. Penyebabnya adalah karena tiga penumpang belum mematikan komputer, CD player, dan electronic game masing-masing (The Australian, 23-9-1998).

Sebagai bahan renungan coba kita pikirkan kenapa handphone begitu berbahaya jika diaktifkan didalam pesawat. Mungkin salah satu jawabannya adalah karena kekuatan pengiriman dan penerimaan signal dari handphone bisa mencapai BTS (Base Transceiver Station) yang berjarak kurang – lebih 30km. jadi coba bayangkan ketika pesawat sedang terbang dan ada handphone yang aktif itu artinya, pada ketinggian 20.000 sampai dengan 30.000 kaki, sebuah ponsel bisa menjangkau ratusan BTS yang berada dibawahnya dan akan menimbulkan gangguan seperti yang disebutkan diatas.

Ternyata Engine bisa mati karena Handphone juga...

Saya sedih kalau teringat terbakarnya pesawat Garuda , GA 200 pada tanggal 7 Maret 2007, pukul 07.00 pagi, jurusan Jakarta-Yogyakartadi Bandara Adisucipto. Kejadian itu sungguh menyayat hati dan perasaan.

Kemudian saya teringat beberapa bulan yang lalu terbang ke Batam, juga dengan menggunakan pesawat Garuda. Di dalam pesawat duduk disamping saya seorang warga Jerman. Pada saat itu dia merasa sangat gusar dan terlihat marah, karena tiba-tiba mendengar suara handphone tanda sms masuk dari salah satu penumpang, dimana pada saat itu pesawat dalam posisi mau mendarat.

Orang ini terlihat ingin menegur tetapi tidak berdaya karena bukan merupakan tugasnya.

Langsung saya tanya kenapa tiba-tiba dia bersikap seperti itu, kemudian dia bercerita bahwa dia adalah manager salah satu perusahaan industri, dimana dia adalah supervisor khusus mesin turbin. Saat dia melaksanakan tugasnya tiba-tiba mesin turbin mati, setelah diselidiki ternyata ada salah satu petugas sedang menggunakan HP didalam ruangan mesin turbin.

Orang Jerman ini menjelaskan bahwa apabila frekwensi HP dengan mesin turbin ini kebetulan sama dan sinergi ini akan berakibat mengganggu jalannya turbin tersebut, lebih fatal lagi berakibat turbin bisa langsung mati.

Cerita ini langsung saya kaitkan dengan peristiwa diatas, kalau saya tidak salah mendengar mesin pesawat tiba-tiba mati pada saat mau mendarat. Mudah-mudahan peristiwa ini bukan akibat HP penumpang.

Semoga artikel ini bermanfaat untuk masyarakat yang sering bepergian dengan pesawat.

sumber: http://anehunikgokil.blogspot.com/2010/02/inilah-alasan-kenapa-dilarang.html







Kamis, 07 Februari 2013

Cara mengidentifikasi fluid line pada pesawat terbang

Cara mengidentifikasi fluid line (tubing) pada pesawat terbang

kegunaan Line atau tubing sebagai penyalur atau pengirim suatu fluid dari titik A ke titik B.
Dipesawat mungkin kita juga akan banyak menemukan line-line atau tubing-tubing disuatu sistem pesawat yang letaknya sudah diatur sedemikian rupa oleh pabrik agar kita sebagai seorang maintenance dapat merawat, menginspeksi, dan merepair suatu sistem dengan mudah.
Dan mungkin kita juga sering bingung tubing-tubing manakah yang dialiri oleh hydraulic, fuel, pneumatic, dan lain sebagainya.
kita dapat mengetahui fluid yang mengalir di suatu tubing (lining) dengan melihat gambar yang berada di tubing (lining) tersebut.

Picture of Fluid line identification
keterangan:
1. Fuel
2. Water Injection
3. Rocket Fuel
4. Electrical Conduit
5. Compressed Gas
6. Instrument Air
7. Pneumatic
8. Coolant
9. Hydraulic
10. Lubrication
11. Rocket Catalist
12. Breathing Oxygen
13. Rocket Oxidizer
14. De-Icing
15. Fire Protection
16. Air condition
17. Warning Symbol

Kamis, 31 Januari 2013

Pabrik Pembuat pesawat di Amerika (Boeing) dan Eropa (Airbus)



Pabrik Pembuat Pesawat terbang di Amerika (Boeing) dan Eropa (Airbus)

Pabrik Boeing di Amerika
Pabrik Pesawat Terbang Boeing di Everett, Washington, Pinggiran Seattle, AS merupakan fasilitas pembuatan pesawat terbang terbesar di dunia. Jauh lebih besar ketimbang pabrik Airbus di Toulouse, Prancis. Pabrik yang berdiri Juni 1968 ini telah tercatat The Guinness World Records sebagai pabrik pesawat terbang terbesar di dunia dari sisi volume, yakni 472 juta kaki kubik atau 13,3 juta meter kubik. Tinggi atapnya 114 kaki (35 meter), sedangkan crane (derek pengangkat di pabrik) terpasang di ketinggian 90 kaki (28 meter).Ukuran semula pada tahun 1968 hanya 98,3 acre (39,8 hektare), pabrik Boeing terus diperluas sampai beberapa kali hingga mencapai 1.025 acre (415 hektar) pada 1993 dalam rangka pembuatan 777.

Saat ini pabrik tersebut lebih banyak diperuntukkan sebagai tempat pembuatan pesawat-pesawat Boeing 747, 767, 777, dan 787 (Dreamliner). Pabrik Boeing memiliki tidak kurang dari 25 ribu orang. Di Washington State, Boeing memiliki 72 ribu karyawan. Total karyawan perusahaan itu lebih dari 150 ribu.





Pabrik ini juga melayani company visit bagi publik yang ingin berkunjung. Dari satu building Future of Flight, pengunjung dapat melihat bagaimana proses produksi sebuah pesawat terbang.

Pengunjung tiba the Boeing factory in Everett, Wash.dimana mereka akan melihat 777s yang sedang dirakit.


Dari the tour balcony pengunjung dapat melihat 777 airplanes pada setiap tahap konstruksi


Anak kecil yang berpose di Pratt & Whitney 777 engine.


The Boeing Store adalah satu dari toko cinderamata Boeing yang berlokasi di Future of Flight. Menawarkan Logo Boeing pada apparel dan merchandise.




Pabrik Airbus di Eropa

INILAH gedung paling besar di Eropa! Klaim itu diucapkan Stefani, Public Relation perusahaan pesawat Airbus, satu dari dua perusahaan pesawat komersial besar yang diperhitungkan di dunia, selain Boeing.

Pabrik Arbus terletak di Toulouse, sebuah kota kecil di selatan Prancis. Udara di daerah yang sering disebut sebagai kota pelajar ini jauh lebih hangat dibanding Paris, ibukota Prancis. Buat saya, Toulouse yang sering juga disebut Kota Pink (banyak bangunan sengaja dipertahankan menggunakan batu bata telanjang), jauh terasa lebih nyaman dibanding Paris. Barangkali perbandingannya seperti Jakarta dan Jogja.
Kembali ke Sepenggal Kisah di Pabrik Airbus, sungguh menyenangkan bisa mendapat kesempatan melakukan touring di pabrik pesawat komersial besar ini. Kesempatan datang saat mengikuti acara pengambilan pesawat baru A330-200 milik Garuda dari Toulouse menuju Jakarta.
Di hanggar pabrik, potongan pesawat berbadan besar tampak diselimuti lintasan-lintasan besi dan peralatan. Suasana pabrik sangat tenang, masing-masing karyawan bekerja di bagian tubuh pesawat, sesuai keahlian masing-masing.



Salah satu kegiatan perakitan

 Pemandu yang menggantikan Stefani selama di dalam pabrik, menjelaskan potongan-potongan badan, sayap, bagian depan, dan belakang pesawat dibuat di pabrik Airbus di negara-negara berbeda. Bagian sayap misalnya, dibuat di Inggris. Potongan-potongan tersebut kemudian dibawa lewat jalur sungai, dan dirakit di Toulouse.


Setelah selesai perakitan, dilakuklan ujicoba penerbangan ke Hamburg, tempat finishing kokpit dan interiror pesawat. Tentu yang satu ini dilakukan sesuai permintaan pelanggan. Setelah itu, ada yang sebagian dibawa kembali ke Toulouse, ada juga yang diambil konsumen di Hamburg.



Lalu pada kesempatan berbeda, pihak Airbus menjelaskan sejarah perkembangan jenis pesawat berbadan besar yang jadi cikal bakal pesawat Airbus jenis family, termasuk A330-200 yang baru saja dibawa ke Tanah Air oleh Garuda Indonesia Airways, Sabtu (16/5).
Dan amboi, pihak Airbus mengakui perkembangan pesawat berbadan besar dengan dua kokpit, tidak terlepas dari peran Garuda Indonesia Airways. Loh...loh...bagaimana kisahnya?
Pada 1979, Garuda Indonesia memesan sembilan  peawat Airbus A300-B4, pesawat bermesin ganda dan berbadan lebar pertama di dunia. Namun, Garuda memberi persyaratan akan membeli pesawat tersebut, jika Airbus melakukan perombakan pada kokpit. Tuntutannya, ialah menjadikan ruang kokpit menghadap ke depan dengan hanya dikomandoi dua pilot, tanpa teknisi penerbangan tambahan.
Syarat itu membuat pihak Airbus melakukan kajian khusus. Maklum, ketika itu, pesawat berbadan besar pertama di dunia itu masih dikomandoi lebih dari dua pilot. Itu pun masih harus dilengkapi dengan teknisi tambahan.
Syarat yang diajukan tidak sia-sia. Pihak Airbus akhirnya menyatakan sanggup. dan pada 1982, Garuda Indonesia menjadi pembeli pertama pesawat berbadan besar A300 dengan hanya dikomandoi dua pilot dan rancanangan kokpit menghadap ke depan.
Kini, hampir seluruh maskapai penerbangan di dunia menggunakan pesawat berbadan besar jenis A300 dengan model kokpit yang dkomandoi dua pilot. Rancangan ini menjadi terobosan menuju penghematan, diiringi kemajuan kecanggihan teknologi yang digunakan Airbus.





Historic everett Factory on 1968


7 bandara paling berbahaya di dunia


Inilah 7 Bandara Paling Berbahaya di Dunia

1. Princess Juliana International Airport (Saint Martin)
Princess Juliana International Airport melayani Saint Maarten, dari pulau Saint Martin. Ini adalah bandara tersibuk kedua di Karibia Timur. Bandara ini terkenal dengan landasan pendek - hanya 2.180 meter / 7152 ft, yang hampir tidak cukup untuk jet berat. Karena itu, pesawat-pesawat terbang sangat rendah, tepat di atas Maho Beach.

Pesawat terbang melewati para turis yang sedang berjemur dipantai hanya dengan ketinggian rata-rata terbang 20-30 meter diatas kepala mereka. Dan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para turis untuk menyaksikan pesawat yang akan landing. Belum ada catatan insiden penerbangan di bandara ini.




2. Juancho E. Yrausquin Airport (Saba)
Juancho E. Yrausquin Airport adalah bandara terdapat di pulau Karibia Saba, di Antilles Belanda. Hal ini juga dikenal di kalangan penerbang berpengalaman bagaimana cara take 0ff dan lepas landas dengan baik di bandara tersebut

Bandara Yrausquin mencakup porsi yang cukup besar dari pulau kecil Saba. Beberapa ahli penerbangan berpendapat umum bahwa bandara merupakan salah satu yang paling berbahaya di dunia, meskipun fakta bahwa tidak ada tragedi besar telah terjadi di fasilitas itu. Satu-satunya landasan pacu Bandara ini ditandai dengan X pada setiap ujung landasan, untuk menunjukkan kepada pilot komersial, bahwa bandara ditutup untuk penerbangan komersial.




3. Courchevel (Prancis)
Courchevel adalah nama sebuah daerah ski yang terletak di pegunungan Alpen Perancis, daerah ski terbesar di dunia. Bandara ini memiliki landasan pacu cukup pendek, dengan panjang 525 m (1722 ft) dan gradien sebesar 18,5%. Landasan Sangat pendek, anda harus mendarat dengan cara memperlambat speed pesawat dan lepas landas dengan cara memiliki kecepatan yang cukup tinggi.

Siapakah yang mendarat di sini? , Pierce Brosnan pernah mendarat di bandara ini. Ini adalah bandara yang digunakan dalam pembuatan film Tomorrow Never Dies.  Untuk seorang Pilot, akan memerlukan beberapa pelatihan yang serius sebelum ia diizinkan untuk mendarat di CVF.



4. Gustaf III Airport (St. Bart)
Gustaf III Airport dikenal juga sebagai Saint Barthélemy Airport adalah airport umum yang terletak di desa St Jean di pulau Karibia Saint Barthélemy. Baik bandara serta kota utama pulau itu dari Gustavia diberi nama untuk Raja Gustav III dari Swedia, di bawah Swedia yang diperoleh dari Perancis pada 1785 (itu dijual kembali dengan Perancis pada tahun 1878).

Bandar udara ini melayani pesawat komersial kecil regional serta charter. Kebanyakan pesawat membawa kurang dari dua puluh penumpang, seperti Twin Otter, pemandangan umum di sekitar Saint Barth serta di seluruh Hindia Barat bagian utara. Landasan pacu sangatpendek di dasar lereng berakhir langsung di tepi pantai.






5. Barra International Airport (Barra)
Barra Airport adalah bandara satunya di dunia dimana pesawat terbang mendarat di tepi pantai. BRR terletak di di pantai luas Traigh Mhor, di pulau Barra, di Hebrides , Skotlandia. Jika Anda ingin terbang di sini secara komersial Anda bisa menggunakan British Airways, yang terbang dengan Barra dari Glasgow serta Benbecula.

Bandara tersapu habis oleh gelombang sekali sehari, jika Anda tiba pada penerbangan sore, anda akan melihat beberapa mobil dengan lampu menyala, membantu agar visibilitas di sore hari agar lebih baik untuk pilot agar mendarat dengan selamat.




6. Madeira Airport (Madeira)
Madeira Airport dikenal juga sebagai Funchal Airport serta Santa Catarina Airport, adalah sebuah bandar udara internasional yang terletak dekat Funchal, Madeira. Bandara mengontrol lalu lintas udara nasional serta internasional dari pulau Madeira.

Bandara ini pernah terkenal karena landasan pacu yang pendek, dikelilingi oleh pegunungan tinggi serta laut, sebuah pendaratan sulit bahkan untuk pilot yang berpengalaman sekalipun. Landasan yang asli hanya 1.400 meter panjang, tapi diperpanjang oleh 400 meter setelah insiden Air Penerbangan 425 TAP Portugal tahun 1977 serta kemudian dibangun kembali pada tahun 2003, hampir dua kali lipat ukuran landasan, bangunan itu di atas lautan. Alih-alih menggunakan TPA, perpanjangan itu dibangun di atas serangkaian 180 kolom, masing-masing sekitar 70m tinggi.

Untuk pembesaran landasan pacu baru Bandara Funchal telah memenangkan Penghargaan Struktur Posisi, diberikan oleh Asosiasi Internasional untuk Jembatan serta Rekayasa Struktural (IABSE). Penghargaan Struktur Posisi ini dianggap sebagai "Oscar" untuk rekayasa struktur di Portugal




7. Lukla Airport (Nepal)
Sebuah gunung besar pada salah satu ujungnya, seribu meter turun di sisi lain. Dan di ketinggian 2.900 meter. Lukla Airport adalah airport kecil di Kota Lukla di Nepal timur. Pada bulan Januari 2008, pemerintah Nepal mengumumkan bahwa bandara akan diganti untuk menghormati Sir Edmund Hillary [1], orang pertama yang mencapai puncak Gunung Everest, yang meninggal pada 11 Januari 2008. Bandara ini cukup populer sebagai Lukla adalah tempat di mana kebanyakan orang memulai perjalanan mereka dengan mendaki Gunung Everest.

Pesawat transparan


Pesawat Transparan Masa Depan

Di masa depan, perjalanan menggunakan pesawat terbang tak lagi berasa di dalam tabung. Di mana hanya ada jendela kecil yang menghubungkan kita dengan dunia di luar.
Nantinya, birunya langit, tebaran bintang di malam hari, Menara Eiffel dan piramida yang menjulang, langit yang ‘mengamuk’ akan terlihat jelas dari dalam pesawat. Adalah produsen pesawat Eropa, Airbus yang kini tengah mengembangkan konsep pesawat transparan. Para penumpang akan merasakan sensasi melayang di udara.

Seperti dimuat Daily Mail, 14 Juni 2011, dinding kabin pesawat masa depan berupa membran dengan kaca transparan. Baik dinding samping kabin maupun atap pesawat. Para penumpang bisa dengan jelas melihat segala sesuatu di depan, samping, juga atas mereka. Dinding pesawat akan berubah tergantung dengan kondisi cahaya.
Menarik? Jelas untuk orang berjiwa petualang. Tapi pastinya tidak, untuk Anda yang punya fobia terbang. Kalaupun tak ada gangguan psikologis, penumpang kemungkinan besar akan membutuhkan penutup mata jika pesawat take off atau landing.
Pesawat futuristik ini juga akan dilengkapi dengan zona relaksasi dan bar untuk bersosialisasi. Uniknya, hiburan yang ada dalam pesawat itu digerakkan dengan energi dari panas badan para panumpang pesawat.
Sebagian besar teknologi yang digunakan dalam pesawat ini seperti bentuk kursi pesawat dan dan display atap bukan barang baru. Namun, bagaimana Airbus membuat dinding yang transparan masih jadi misteri.
“Konsep kabin berupa struktur bionik yang meniru efisiensi kerangka burung,” demikian klaim Airbus.
Struktur ini akan memberikan kekuatan, juga memungkinkan dinding kabin ‘cerdas’ ini mengatur suhu udara dan menjadi transparan untuk agar para penumpang bisa menikmati panorama sekitar.
Kabin masa depan ini dirancang sejak tahun lalu oleh Airbus dikemas dengan teknologi yang ramah lingkungan: mengurangi bahan bakar, emisi, sampah, dan berisik.
Kabin juga akan dilengkapi ‘zona interaktif’, yang menyediakan game virtual seperti golf. Juga fasilitas konferensi interaktif. Kabin akan memebuhi kebutuhan para penumpang.
Juga ada ‘zona vitalisasi’ yang dilengkapi udara yang ditambah vitamn dan antioksidan, pembangkit mood, aromaterapi, juga terapi akupresur.
“Penelitian kami akan membuat penumpang pesawat pada 2050 akan menikmati pengalaman terbang yang yang tanpa batas, sembari melestarikan lingkungan,” kata Airbus engineering executive vice-president, Charles Champion.

sumber: http://okky.staff.ub.ac.id/2012/08/11/pesawat-transparan-masa-depan/