Kamis, 31 Januari 2013

Pabrik Pembuat pesawat di Amerika (Boeing) dan Eropa (Airbus)



Pabrik Pembuat Pesawat terbang di Amerika (Boeing) dan Eropa (Airbus)

Pabrik Boeing di Amerika
Pabrik Pesawat Terbang Boeing di Everett, Washington, Pinggiran Seattle, AS merupakan fasilitas pembuatan pesawat terbang terbesar di dunia. Jauh lebih besar ketimbang pabrik Airbus di Toulouse, Prancis. Pabrik yang berdiri Juni 1968 ini telah tercatat The Guinness World Records sebagai pabrik pesawat terbang terbesar di dunia dari sisi volume, yakni 472 juta kaki kubik atau 13,3 juta meter kubik. Tinggi atapnya 114 kaki (35 meter), sedangkan crane (derek pengangkat di pabrik) terpasang di ketinggian 90 kaki (28 meter).Ukuran semula pada tahun 1968 hanya 98,3 acre (39,8 hektare), pabrik Boeing terus diperluas sampai beberapa kali hingga mencapai 1.025 acre (415 hektar) pada 1993 dalam rangka pembuatan 777.

Saat ini pabrik tersebut lebih banyak diperuntukkan sebagai tempat pembuatan pesawat-pesawat Boeing 747, 767, 777, dan 787 (Dreamliner). Pabrik Boeing memiliki tidak kurang dari 25 ribu orang. Di Washington State, Boeing memiliki 72 ribu karyawan. Total karyawan perusahaan itu lebih dari 150 ribu.





Pabrik ini juga melayani company visit bagi publik yang ingin berkunjung. Dari satu building Future of Flight, pengunjung dapat melihat bagaimana proses produksi sebuah pesawat terbang.

Pengunjung tiba the Boeing factory in Everett, Wash.dimana mereka akan melihat 777s yang sedang dirakit.


Dari the tour balcony pengunjung dapat melihat 777 airplanes pada setiap tahap konstruksi


Anak kecil yang berpose di Pratt & Whitney 777 engine.


The Boeing Store adalah satu dari toko cinderamata Boeing yang berlokasi di Future of Flight. Menawarkan Logo Boeing pada apparel dan merchandise.




Pabrik Airbus di Eropa

INILAH gedung paling besar di Eropa! Klaim itu diucapkan Stefani, Public Relation perusahaan pesawat Airbus, satu dari dua perusahaan pesawat komersial besar yang diperhitungkan di dunia, selain Boeing.

Pabrik Arbus terletak di Toulouse, sebuah kota kecil di selatan Prancis. Udara di daerah yang sering disebut sebagai kota pelajar ini jauh lebih hangat dibanding Paris, ibukota Prancis. Buat saya, Toulouse yang sering juga disebut Kota Pink (banyak bangunan sengaja dipertahankan menggunakan batu bata telanjang), jauh terasa lebih nyaman dibanding Paris. Barangkali perbandingannya seperti Jakarta dan Jogja.
Kembali ke Sepenggal Kisah di Pabrik Airbus, sungguh menyenangkan bisa mendapat kesempatan melakukan touring di pabrik pesawat komersial besar ini. Kesempatan datang saat mengikuti acara pengambilan pesawat baru A330-200 milik Garuda dari Toulouse menuju Jakarta.
Di hanggar pabrik, potongan pesawat berbadan besar tampak diselimuti lintasan-lintasan besi dan peralatan. Suasana pabrik sangat tenang, masing-masing karyawan bekerja di bagian tubuh pesawat, sesuai keahlian masing-masing.



Salah satu kegiatan perakitan

 Pemandu yang menggantikan Stefani selama di dalam pabrik, menjelaskan potongan-potongan badan, sayap, bagian depan, dan belakang pesawat dibuat di pabrik Airbus di negara-negara berbeda. Bagian sayap misalnya, dibuat di Inggris. Potongan-potongan tersebut kemudian dibawa lewat jalur sungai, dan dirakit di Toulouse.


Setelah selesai perakitan, dilakuklan ujicoba penerbangan ke Hamburg, tempat finishing kokpit dan interiror pesawat. Tentu yang satu ini dilakukan sesuai permintaan pelanggan. Setelah itu, ada yang sebagian dibawa kembali ke Toulouse, ada juga yang diambil konsumen di Hamburg.



Lalu pada kesempatan berbeda, pihak Airbus menjelaskan sejarah perkembangan jenis pesawat berbadan besar yang jadi cikal bakal pesawat Airbus jenis family, termasuk A330-200 yang baru saja dibawa ke Tanah Air oleh Garuda Indonesia Airways, Sabtu (16/5).
Dan amboi, pihak Airbus mengakui perkembangan pesawat berbadan besar dengan dua kokpit, tidak terlepas dari peran Garuda Indonesia Airways. Loh...loh...bagaimana kisahnya?
Pada 1979, Garuda Indonesia memesan sembilan  peawat Airbus A300-B4, pesawat bermesin ganda dan berbadan lebar pertama di dunia. Namun, Garuda memberi persyaratan akan membeli pesawat tersebut, jika Airbus melakukan perombakan pada kokpit. Tuntutannya, ialah menjadikan ruang kokpit menghadap ke depan dengan hanya dikomandoi dua pilot, tanpa teknisi penerbangan tambahan.
Syarat itu membuat pihak Airbus melakukan kajian khusus. Maklum, ketika itu, pesawat berbadan besar pertama di dunia itu masih dikomandoi lebih dari dua pilot. Itu pun masih harus dilengkapi dengan teknisi tambahan.
Syarat yang diajukan tidak sia-sia. Pihak Airbus akhirnya menyatakan sanggup. dan pada 1982, Garuda Indonesia menjadi pembeli pertama pesawat berbadan besar A300 dengan hanya dikomandoi dua pilot dan rancanangan kokpit menghadap ke depan.
Kini, hampir seluruh maskapai penerbangan di dunia menggunakan pesawat berbadan besar jenis A300 dengan model kokpit yang dkomandoi dua pilot. Rancangan ini menjadi terobosan menuju penghematan, diiringi kemajuan kecanggihan teknologi yang digunakan Airbus.





Historic everett Factory on 1968


7 bandara paling berbahaya di dunia


Inilah 7 Bandara Paling Berbahaya di Dunia

1. Princess Juliana International Airport (Saint Martin)
Princess Juliana International Airport melayani Saint Maarten, dari pulau Saint Martin. Ini adalah bandara tersibuk kedua di Karibia Timur. Bandara ini terkenal dengan landasan pendek - hanya 2.180 meter / 7152 ft, yang hampir tidak cukup untuk jet berat. Karena itu, pesawat-pesawat terbang sangat rendah, tepat di atas Maho Beach.

Pesawat terbang melewati para turis yang sedang berjemur dipantai hanya dengan ketinggian rata-rata terbang 20-30 meter diatas kepala mereka. Dan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para turis untuk menyaksikan pesawat yang akan landing. Belum ada catatan insiden penerbangan di bandara ini.




2. Juancho E. Yrausquin Airport (Saba)
Juancho E. Yrausquin Airport adalah bandara terdapat di pulau Karibia Saba, di Antilles Belanda. Hal ini juga dikenal di kalangan penerbang berpengalaman bagaimana cara take 0ff dan lepas landas dengan baik di bandara tersebut

Bandara Yrausquin mencakup porsi yang cukup besar dari pulau kecil Saba. Beberapa ahli penerbangan berpendapat umum bahwa bandara merupakan salah satu yang paling berbahaya di dunia, meskipun fakta bahwa tidak ada tragedi besar telah terjadi di fasilitas itu. Satu-satunya landasan pacu Bandara ini ditandai dengan X pada setiap ujung landasan, untuk menunjukkan kepada pilot komersial, bahwa bandara ditutup untuk penerbangan komersial.




3. Courchevel (Prancis)
Courchevel adalah nama sebuah daerah ski yang terletak di pegunungan Alpen Perancis, daerah ski terbesar di dunia. Bandara ini memiliki landasan pacu cukup pendek, dengan panjang 525 m (1722 ft) dan gradien sebesar 18,5%. Landasan Sangat pendek, anda harus mendarat dengan cara memperlambat speed pesawat dan lepas landas dengan cara memiliki kecepatan yang cukup tinggi.

Siapakah yang mendarat di sini? , Pierce Brosnan pernah mendarat di bandara ini. Ini adalah bandara yang digunakan dalam pembuatan film Tomorrow Never Dies.  Untuk seorang Pilot, akan memerlukan beberapa pelatihan yang serius sebelum ia diizinkan untuk mendarat di CVF.



4. Gustaf III Airport (St. Bart)
Gustaf III Airport dikenal juga sebagai Saint Barthélemy Airport adalah airport umum yang terletak di desa St Jean di pulau Karibia Saint Barthélemy. Baik bandara serta kota utama pulau itu dari Gustavia diberi nama untuk Raja Gustav III dari Swedia, di bawah Swedia yang diperoleh dari Perancis pada 1785 (itu dijual kembali dengan Perancis pada tahun 1878).

Bandar udara ini melayani pesawat komersial kecil regional serta charter. Kebanyakan pesawat membawa kurang dari dua puluh penumpang, seperti Twin Otter, pemandangan umum di sekitar Saint Barth serta di seluruh Hindia Barat bagian utara. Landasan pacu sangatpendek di dasar lereng berakhir langsung di tepi pantai.






5. Barra International Airport (Barra)
Barra Airport adalah bandara satunya di dunia dimana pesawat terbang mendarat di tepi pantai. BRR terletak di di pantai luas Traigh Mhor, di pulau Barra, di Hebrides , Skotlandia. Jika Anda ingin terbang di sini secara komersial Anda bisa menggunakan British Airways, yang terbang dengan Barra dari Glasgow serta Benbecula.

Bandara tersapu habis oleh gelombang sekali sehari, jika Anda tiba pada penerbangan sore, anda akan melihat beberapa mobil dengan lampu menyala, membantu agar visibilitas di sore hari agar lebih baik untuk pilot agar mendarat dengan selamat.




6. Madeira Airport (Madeira)
Madeira Airport dikenal juga sebagai Funchal Airport serta Santa Catarina Airport, adalah sebuah bandar udara internasional yang terletak dekat Funchal, Madeira. Bandara mengontrol lalu lintas udara nasional serta internasional dari pulau Madeira.

Bandara ini pernah terkenal karena landasan pacu yang pendek, dikelilingi oleh pegunungan tinggi serta laut, sebuah pendaratan sulit bahkan untuk pilot yang berpengalaman sekalipun. Landasan yang asli hanya 1.400 meter panjang, tapi diperpanjang oleh 400 meter setelah insiden Air Penerbangan 425 TAP Portugal tahun 1977 serta kemudian dibangun kembali pada tahun 2003, hampir dua kali lipat ukuran landasan, bangunan itu di atas lautan. Alih-alih menggunakan TPA, perpanjangan itu dibangun di atas serangkaian 180 kolom, masing-masing sekitar 70m tinggi.

Untuk pembesaran landasan pacu baru Bandara Funchal telah memenangkan Penghargaan Struktur Posisi, diberikan oleh Asosiasi Internasional untuk Jembatan serta Rekayasa Struktural (IABSE). Penghargaan Struktur Posisi ini dianggap sebagai "Oscar" untuk rekayasa struktur di Portugal




7. Lukla Airport (Nepal)
Sebuah gunung besar pada salah satu ujungnya, seribu meter turun di sisi lain. Dan di ketinggian 2.900 meter. Lukla Airport adalah airport kecil di Kota Lukla di Nepal timur. Pada bulan Januari 2008, pemerintah Nepal mengumumkan bahwa bandara akan diganti untuk menghormati Sir Edmund Hillary [1], orang pertama yang mencapai puncak Gunung Everest, yang meninggal pada 11 Januari 2008. Bandara ini cukup populer sebagai Lukla adalah tempat di mana kebanyakan orang memulai perjalanan mereka dengan mendaki Gunung Everest.

Pesawat transparan


Pesawat Transparan Masa Depan

Di masa depan, perjalanan menggunakan pesawat terbang tak lagi berasa di dalam tabung. Di mana hanya ada jendela kecil yang menghubungkan kita dengan dunia di luar.
Nantinya, birunya langit, tebaran bintang di malam hari, Menara Eiffel dan piramida yang menjulang, langit yang ‘mengamuk’ akan terlihat jelas dari dalam pesawat. Adalah produsen pesawat Eropa, Airbus yang kini tengah mengembangkan konsep pesawat transparan. Para penumpang akan merasakan sensasi melayang di udara.

Seperti dimuat Daily Mail, 14 Juni 2011, dinding kabin pesawat masa depan berupa membran dengan kaca transparan. Baik dinding samping kabin maupun atap pesawat. Para penumpang bisa dengan jelas melihat segala sesuatu di depan, samping, juga atas mereka. Dinding pesawat akan berubah tergantung dengan kondisi cahaya.
Menarik? Jelas untuk orang berjiwa petualang. Tapi pastinya tidak, untuk Anda yang punya fobia terbang. Kalaupun tak ada gangguan psikologis, penumpang kemungkinan besar akan membutuhkan penutup mata jika pesawat take off atau landing.
Pesawat futuristik ini juga akan dilengkapi dengan zona relaksasi dan bar untuk bersosialisasi. Uniknya, hiburan yang ada dalam pesawat itu digerakkan dengan energi dari panas badan para panumpang pesawat.
Sebagian besar teknologi yang digunakan dalam pesawat ini seperti bentuk kursi pesawat dan dan display atap bukan barang baru. Namun, bagaimana Airbus membuat dinding yang transparan masih jadi misteri.
“Konsep kabin berupa struktur bionik yang meniru efisiensi kerangka burung,” demikian klaim Airbus.
Struktur ini akan memberikan kekuatan, juga memungkinkan dinding kabin ‘cerdas’ ini mengatur suhu udara dan menjadi transparan untuk agar para penumpang bisa menikmati panorama sekitar.
Kabin masa depan ini dirancang sejak tahun lalu oleh Airbus dikemas dengan teknologi yang ramah lingkungan: mengurangi bahan bakar, emisi, sampah, dan berisik.
Kabin juga akan dilengkapi ‘zona interaktif’, yang menyediakan game virtual seperti golf. Juga fasilitas konferensi interaktif. Kabin akan memebuhi kebutuhan para penumpang.
Juga ada ‘zona vitalisasi’ yang dilengkapi udara yang ditambah vitamn dan antioksidan, pembangkit mood, aromaterapi, juga terapi akupresur.
“Penelitian kami akan membuat penumpang pesawat pada 2050 akan menikmati pengalaman terbang yang yang tanpa batas, sembari melestarikan lingkungan,” kata Airbus engineering executive vice-president, Charles Champion.

sumber: http://okky.staff.ub.ac.id/2012/08/11/pesawat-transparan-masa-depan/